KOMPAS.com - Mark Zuckerberg, miliuner muda yang menjadi pemimpin situs jejaring sosial Facebook, merintis usaha sejak kuliah di Universitas Harvard, Amerika Serikat. Nilai kekayaannya kini tercatat 10,2 miliar dollar AS atau setara Rp 97,1 triliun. Sebagai mahasiswa, dia berani memulai usaha. Apakah kita berani memulainya?
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Agustus 2012, lulusan universitas yang sudah bekerja sebanyak 6,98 juta orang (6,30 persen) dan lulusan pendidikan diploma 2,97 juta orang (2,68 persen). Dari dulu hingga kini tak ada jaminan seorang sarjana langsung mendapat pekerjaan begitu mereka lulus. Salah satu penyebabnya adalah ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas. Apalagi kini persaingan mendapat pekerjaan amat ketat.
Selain itu, rendahnya minat masyarakat untuk berwirausaha membuat mereka tetap mengejar pekerjaan kantoran. Tak heran jika di Indonesia relatif banyak penganggur intelektual, yang tingkat penyerapan kerjanya rendah, karena pekerjaan yang tersedia tak sanggup menampung lulusan perguruan tinggi yang minim keahlian dan keterampilan kerja.
Alasan itu yang mendasari pelaksanaan Unpad Brand Festival, Senin (17/12), oleh mahasiswa kelas sore Jurusan Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung.
Acara bertema ”Yang Muda Yang Berkarya” ini merupakan kegiatan pameran usaha bagi kalangan wirausaha muda dengan status mahasiswa dan alumni Universitas Padjadjaran (Unpad). Peserta mempromosikan usahanya, baik berupa produk/barang, jasa, maupun kuliner dengan merek mereka sendiri.
Acara yang digelar di sekitar gerbang Unpad kampus Jatinangor ini relatif menyedot perhatian khalayak. Terbukti sejak pukul 09.00 hingga pukul 17.00, tak ada stan yang sepi meski lokasi acara diguyur hujan.
Antusiasme peserta pameran juga patut diacungi jempol. Dari pendaftaran yang dibuka selama dua minggu lewat jejaring sosial, terkumpul 200 pendaftar pameran. Namun, karena keterbatasan tempat, hanya bisa terealisasi 31 stan.
”Rencananya kami akan membuat acara ini lagi tahun depan. Acara yang lebih besar sehingga bisa menampung lebih banyak peserta,” kata Arya Aditya, Wakil Ketua Panitia Unpad Brand Festival.
Tugas kuliah
Konsep acara itu berawal dari tugas mata kuliah Public Relation Event. Setelah dilakukan survei kecil-kecilan, banyak mahasiswa Unpad yang kreatif dan punya merek usaha sendiri, tetapi belum ada wadahnya.
Kebanyakan pameran yang telah terlaksana untuk berjualan saja tanpa embel-embel merek. Jadi, inti acara ini adalah mengangkat merek dagang dari wirausaha para peserta pameran.
Selain itu, jumlah wirausaha muda pun meningkat. Bandung dan Unpad menyumbang bagian dari peningkatan tersebut. Namun, sebagian besar pengusaha muda belum sepenuhnya memublikasikan merek dagangnya. Karena itu, terbentuklah ide menyelenggarakan Unpad Brand Festival.
”Acaranya seru. Acara seperti ini menarik perhatian mahasiswa karena merupakan ajang unjuk gigi untuk menunjukkan bahwa selain kuliah kami juga bisa punya usaha sendiri. Setidaknya dengan acara ini, kami bisa memotivasi yang lain,” kata Kiki Kusnandar Muharam, pengunjung pameran.
Selain pameran merek, ada juga acara bincang-bincang yang mengangkat tema bagaimana mengelola akun media sosial sebagai media promosi. Di samping itu, dari biaya pendaftaran pameran sebesar Rp 200.000, disisihkan Rp 50.000 untuk disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.
Tri Antono Satrio, pemilik merek Invisible Shoes, yang mengikuti pameran, memaparkan, iklim kewirausahaan di kalangan mahasiswa cukup menjanjikan. Menurut dia, mahasiswa jangan takut gagal dalam memulai usaha karena selagi masih muda mereka harus menjalani beberapa kegagalan untuk mencapai keberhasilan.
Semangat dan kerja keras merupakan modal dasar memulai dunia usaha. Semoga para pengusaha muda terus berkarya dan berani memajukan usaha masing-masing. Intinya, mahasiswa tidak melulu mesti bergantung kepada orangtua. Caranya antara lain dengan memiliki usaha sendiri.
Dyah Eka Atmaningrum Departemen Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar