Hai readers,
Mengatur keuangan bukan sekadar hitungan matematis. Sikap dan cara pandang, alias attitude, Anda terhadap uang justru lebih menentukan.
Perencanaan keuangan seolah sekadar proses dapat pemasukan, membaginya dengan disiplin untuk membayar utang, belanja kebutuhan barang maupun jasa sehari-hari, serta mengalokasikan untuk simpanan. Selanjutnya sejahtera.
Mengatur keuangan bukan sekadar hitungan matematis. Sikap dan cara pandang, alias attitude, Anda terhadap uang justru lebih menentukan.
Perencanaan keuangan seolah sekadar proses dapat pemasukan, membaginya dengan disiplin untuk membayar utang, belanja kebutuhan barang maupun jasa sehari-hari, serta mengalokasikan untuk simpanan. Selanjutnya sejahtera.
Namun, bertahun-tahun menjalani profesi sebagai perencana keuangan, saya menemukan beragam kasus keuangan klien dengan latar belakang berbeda. Nyaris tidak ada satu pun kasus yang sama. Beda latar belakang, beda pula masalah keuangannya.
Karena itulah, resep sukses seseorang dalam mengelola keuangan tidak bisa dengan mudah ditiru orang lain. Saya pernah bertemu lajang dengan penghasilan belasan juta per bulan. Apesnya, kekayaan bersih – harta dikurangi kewajiban - si lajang malah minus. Idealnya, dia punya aset lebih banyak dibanding yang bergaji lebih kecil.
Menurut saya, ini masalah sikap atau cara memandang tentang uang. Semakin dalam saya belajar mengenai uang, semakin saya mengenal banyak hal di luar teknis hitung-menghitung. Sikap hidup memiliki hubungan sangat erat dengan kesuksesan finansial seseorang.
Orang tua, guru dan lingkungan sekolah, budaya dan adat istiadat, agama, atau teman-teman terdekat, tanpa sadar telah memberi pengaruh besar kepada kita dalam segala hal. Termasuk dalam proses pembentukan kebiasaan terhadap uang.
Jadi sebenarnya, kebiasaan kita hari ini terhadap uang, tanpa disadari ikut dibentuk oleh kebiasaan masa lalu. Khususnya pada usia awal pembentukan karakter sebagai individu. Karena itu saya berkesimpulan bahwa mengelola keuangan adalah seni, dan juga proses belajar yang tak habis-habis.
Mengelola keuangan bukan sesuatu yang pejal. Ada hal lebih penting dari sekadar hitung-hitungan, yakni penilaian terhadap diri sendiri: apakah segala milik kita saat ini layak dengan usaha yang dikeluarkan? Adakah kebiasaan yang perlu diubah, termasuk cara memandang terhadap uang?
Untuk menggapai ketenteraman finansial, kita bisa berbagi pengalaman masing-masing. Saya mengajak pembaca untuk menanggapi, berbagi cerita, dan juga bertanya di kolom komentar di bawah ini. Mulai hari ini, selama beberapa kali tiap pekannya, Zelts Consulting akan menjawab pertanyaan dari Anda di Yahoo Indonesia.
Saya tunggu, ya.
Dwita Ariani, MM, RFA, RIFA
Perencana Keuangan dari Zelts Consulting
sumber yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar