Sabtu, 26 Maret 2011
Bertengkar dengan Pasangan? Jangan Katakan Ini!
(Foto: gettyimages
SIAPAPUN bisa marah sebagai bagian dari peluapan emosi yang “sehat”. Namun, emosi akan jadi tidak menyehatkan bila diluapkan secara berlebihan dengan kalimat yang akan disesali kemudian.
Usai bertengkar, banyak di antara kita merasa sangat menyesal karena telah memuntahkan kata-kata yang tidak sebaiknya dikatakan. Simak tujuh pernyataan yang akan mengundang penyesalan Anda usai mengatakannya kala berargumen dengan pasangan. Berikut, seperti dikutip dari Allwomenstalk.
“Kamu tidak cukup menghasilkan uang"
Kalau Anda bukan tipe wanita yang menilai seseorang dari penghasilannya, kalimat yang dilontarkan saat argumen ini jelas akan berakhir dengan penyesalan. Bahkan mungkin penyesalan Anda tidak akan banyak berarti, karena pasangan telah mencamkan kata-kata Anda dalam pikirannya, bahwa Anda tidak cukup bahagia dengan uang yang dia berikan.
"Seharusnya aku menikah dengan orang lain"
Jika suami atau istri membuat Anda marah, tidak perlu berlebihan dengan mengatakan kalimat ini. Bila Anda telanjur berucap, jalani pernikahan dengan lebih baik yang menyiratkan bahwa Anda menyesal telah mengatakannya.
"Kamu seperti pecundang"
Bahkan jika dia benar-benar pecundang, Anda mungkin menyesal telah mengatakannya. Pecundang bukanlah julukan yang begitu mudahnya diterima seseorang tanpa membekas dalam benaknya.
"Dunia akan jadi tempat yang lebih baik tanpa kamu"
Bayangkan, apa yang akan terjadi jika Anda berbalik satu detik dan melihat pasangan menyatakan diri ingin kehidupan Anda? Bagaimana perasaan Anda? Sudah siapkah?
"Seandainya aku tidak pernah memiliki"
Biasanya, kalimat ini diucapkan orangtua pada anak mereka saat kesal tak mau dinasihati. Seperti halnya orangtua, Anda akan menyesal telah mengatakannya pada pasangan.
"Kamu suami terburuk yang pernah aku miliki"
Oke, kemungkinan dia bukan suami terburuk yang pernah Anda miliki dan kemungkinan besar Anda hanya marah kelewat batas dan memerlukan kesempatan untuk mendinginkan pikiran serta hati. Jadi, pergilah menjauh darinya dan argumen yang mulai tidak sehat. Jangan biarkan kata-kata ini terlepas dari bibir.
"Kenapa kamu enggak mati saja?”
Anda tidak boleh mengatakan ini kepada siapapun, bahkan jika Anda menjadikannya sebuah lelucon. Kematian adalah suatu hal yang serius dan tidak boleh dipermainkan. Bukan tak mungkin bila satu menit mereka berada di depan Anda dan menit berikutnya, mereka meninggal. Anda pasti akan menyesal.
(ftr)
Sumber
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar