Rabu, 16 Februari 2011
Profil Husni Mubarak, Sang Penguasa Mesir Selama 30 Tahun
Muhammad Husni Sayyid Mubarak lahir 4 Mei 1928 dari keluarga miskin di sebuah desa kecil di delta Sungai Nil.
Dia lulus dari akademi militer Mesir tahun 1949 dan kemudian diangkat sebagai perwira angkatan udara pada tahun 1950.
Sebagai kepala staf angkatan udara dan wakil menteri pertahanan, Mubarak berperan penting dalam melancarkan serangan mendadak atas pasukan Israel yang menduduki Semenanjung Sinai pada awal Perang Yom Kippur di tahun 1973.
Dua tahun kemudian dia diangkat sebagai wakil presiden oleh Presiden Anwar Saddat.
Ketika Sadat dibunuh pada tahun 1981, dia diangkat menjadi presiden.
Tak dikenal
Waktu itu tidak banyak yang mengira bahwa Mubarak yang tidak begitu dikenal, akan bisa bertahan begitu lama.
Mubarak meneruskan kebijakan Presiden Sadat untuk berdamai dengan Israel, dan isu ini secara bertahap membuat dia dikenal secara internasional.
Dia terlibat erat dalam perundingan damai Mesir Israel di Camp David yang ditandatangani Presiden Sadat dan Perdana Menteri Menachem Begin pada tahun 1979.
Traktat perdamaian itu memperkuat hubungan Mesir dengan Amerika Serikat yang kemudian mendanai Mesir dengan bantuan miliaran dollar.
Bagi Amerika dan negara-negara sekutunya, Mesir merupakan negara kunci dalam konflik Israel-Palestina sebagai kekuatan yang moderat.
Namun sikap pemerintah Mesir ini membuat marah golongan Islam.
Percobaan pembunuhan
Selama menjadi Presiden, Mubarak enam kali lolos dari percobaan pembunuhan.
Nyawa Mubarak nyaris melayang ketika limousinenya dihujani tembakan ketika dia menghadiri KTT Afrika di Addis Ababa, Ethiopia, pada tahun 1995.
Di dalam negeri, pemerintah Mubarak menggunakan represi untuk menekan kelompok oposisi Ikhwanul Muslimin.
Di sisi lain Mubarak menciptakan stabilitas politik dan memajukan perekonomian sehingga rakyat menerima kekuasaannya.
Namun dalam tahun-tahun terakhir, Mubarak mendapat desakan untuk melakukan demokratisasi dari dalam negeri maupun dari Amerika Serikat.
PERJALANAN MUBARAK
* Terangkat dari jabatan wakil presiden setelah pembunuhan Presiden Anwar Sadat tahun 1981
* Mendukung kebijaksanaan berdamai dengan Israel, yang ditempuh Anwar Sadat.
* Memberlakukan undang-undang darurat
* Menang tanpa saingan dalam tiga pemilihan presiden
* Meraih kemenangan dalam pemilihan presiden 2005, yang diikuti beberapa calon lain
* Pertumbuhan ekonomi menjadi ujung tombak kekuasannya
* Selamat dari upaya pembunuhan 1995
* Menghadapi ancaman Islam radikal, antara lain pembunuhan massal di Luxor tahun 1997
* Menekan para penantang politik
* Kemerosotan ekonomi mendorong maraknya unjuk rasa anti kepemimpinannya
* Mundur dari jabatan presiden 11 Februari 2011
Sumber:Vivanewsforum
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar