Kamis, 03 Maret 2011
Facebook Semakin Tidak Aman
Kebijakan privacy Facebook kembali dipertanyakan banyak orang setelah secara mengejutkan akan meneruskan rencana untuk membagi alamat para penguna Facebook dan nomor ponsel mereka. mashable.com melaporkan bahwa Facebook akan melanjutkan rencana untuk berbagi alamat rumah dan nomor ponsel dengan pengembang pihak ketiga meskipun mendapat kritik dari pendukung privasi, pengguna dan anggota Kongres Amerika Serikat.
Pada tanggal 14 Januari yang lalu, Facebook telah melakukan update terhadap platform mereka di mana memungkinkan suatu aplikasi atau situs lain untuk dapat mengakses informasi alamat rumah dan nomor ponsel jika pengguna Facebook menginjinkan hal ini. Alamat dan nomor ponsel ini sendiri terpisah dari kategori Informasi dasar pengguna dan harus mendapatkan ijin terlebih dahulu agar dapat diakses oleh pihak ketiga.
Walaupun tetap menjadikan pengguna untuk memutuskan apakah pihak ketiga bisa mengakses alamat rumah dan nomor ponsel tersebut, keputusan Facebook dalam hal ini menjadi sasaran kritik dari pengguna. Sebelumnya anggota Kongres AS dari Partai Demokrat, Edward Markey dan dan Joe Barton dari Partai Republik mengatakan mereka telah menanyakan rencana ini kepada Mark Zuckerberg. Hasilnya adalah pada tanggal 14 Januari 2011 yang lalu Facebook menunda keputusan mereka untuk membagi informasi pengguna ini kepada pihak ketiga.
“Facebook needs to protect the personal information of its users to ensure that Facebook doesn’t become Phonebook,” said Rep. Markey. “That’s why I am requesting responses to these questions to better understand Facebook’s practices regarding possible access to users’ personal information by third parties. This is sensitive data and needs to be protected.”
“Facebook’s popularity has made it a leader in innovation and we hope they will also be a leader in privacy protection,” said Rep. Barton. “The computer – especially with sites like Facebook - is now a virtual front door to your house allowing people access to your personal information. You deserve to look through the peep hole and decide who you are letting in.”
Atas pertanyaan anggota Kongres tersebut Facebook Vice President of Global Public Policy, Marne Levine memberikan jawaban bahwa Facebook belum memutuskan kapan atau dengan cara apa mereka akan kembali menyebarkan izin untuk nomor ponsel dan alamat pengguna. Jawaban ini tidak cukup memuaskan bagi anggota Kongres sehingga mereka membuat pernyataan berikut ini.
“Mobile phone numbers and personal addresses, particularly those that can identify teenagers using Facebook, require special protection,” said Rep. Markey. “We must ensure that this sensitive information is safeguarded, with clear, distinct permissions so that users know precisely what’s in store when they opt to share this data with third parties. Moreover, simple, easily accessible tools are needed so users can rescind these permissions if they subsequently find they no longer want their information in the hands of third parties“.
Intinya anggota Kongres AS tersebut menginginkan agar alamat rumah dan nomor ponsel sebaiknya tidak dibagi kepada pihak ketiga oleh Facebook dengan hanya mengandalkan ijin dari pengguna Facebook karena kedua hal ini merupakan sesuatu yang sensitif dan harus dilindungi dengan cara yang khusus. Namun tampaknya Facebook tetap bersikeras untuk menerapkan hal ini, yang tidak lain untuk kepentingan pihak ketiga seperti aplikasi dan pengiklan di Facebook yang tentu berperan besar terhadap pendapatan Facebook.
Hal ini makin membuat para pendukung privacy bertanya-tanya mengapa sepertinya Facebook ngotot dengan kebijakan mereka ini padahal selama ini saja akun Facebook banyak yang tidak aman atau sering dibobol oleh pihak lain termasuk Fans Page-nya Mark Zuckerberg sendiri. Walapun mengharuskan ijin dari pengguna dengan mengizinkan pihak ketiga untuk bisa mengakses informasi alamat dan nomor ponsel, pengguna yang tidak aware akan banyak kecolongan dan merasa mereka aman-aman saja. Padahal informsi alamat dan ponsel merupakan informasi yang sangat pribadi yang terkait langsung dengan pengguna Facebook yang memungkin pihak ketiga berhubungan langsung dengan pengguna Facebook. Pengguna yang tidak aware pada suatu saat akan dihubungi oleh pihak ketiga untuk berbagai iklan dan layanan yang mereka rasa tidak pernah berhubungan namun tiba-tiba dihubungi yang membuat mereka tidak nyaman.
Apalagi bila dikaitkan dengan kondisi sebelumnya dimana banyaknya informasi yang selama ini dibagi oleh Facebook kepada pihak ketiga tanpa seizin pengguna. Hal ini makin menambah keraguan pendukung privacy akan keseriusan Facebook dalam melindungi informasi pribadi para penggunanya.
Riwayat privacy sendiri sudah sangat lama terjadi di Facebook, paling tidak semenjak berdirinya situs social media ini di tahun 2004. Coba kita flashback beberapa kejadian yang terkait dengan soal privacy di Facebook berikut ini.
1. Pada Februari 2004 saat masih dalam tahap awal berdirinya Facebook, Mark Zuckerberg menutup situs Facebook karena mendapatkan sanksi dari Harvard. Saksi diberikan kepada Mark Zuckerberg karena melakukan hacking terhadap directori Harvard dan memposting foto-foto mahasiswa Harvard tanpa sepengetahuan mereka.
2. Pada bulan September 2006, pengguna Facebook sudah mencapai angka 12 juta orang, namun mereka kecewa karena banyak pengguna bisa melihat langsung aktivitas orang lain sehingga Facebook diklaim kurang aman.
3. Pada bulan November 2007 Facebook meluncurkan Beacon yang bisa secara otomatis mengupadte status pengguna dengan melakukan pembelian dan iklan. Inovasi ini banyak dikritik oleh pengguna Facebook yang akhirnya Facebook mengalah dengan memberikan pilihan tidak memakai Beacon dan aplikasi ini akhirnya dimatikan setelah kalah di ranah hukum, namun beberapa bagian aplikasi tersebut masih dipakai untuk masa depan.
4. Pada tahun 2009 Facebook meluncurkan Places yang juga mendapatkan kritik dari pengguna Facebook karena membuka informasi dimana pengguna berada.
Selain hal tersebut, banyak kejadian di mana akun Facebook seseorang di-hack oleh pihak lain, foto-foto di Facebook yang diambil secara sengaja dan dipampang di situs kencan online dan banyaknya kejahatan yang terjadi dengan Facebook sebagai medianya menambah deretan kasus dan makin memberikan pembenaran bahwa situs social media ini sebenarnya tidak aman.
Dari berbagai kasus privacy ini dan ditambah dengan keinginan Facebook untuk membagi alamat dan nomor ponsel terlihat sekali Facebook memang tidak concern dengan privacy penggunanya. Artinya pengguna Facebook harus lebih hati-hati, harus lebih aware dengan akun mereka dan tidak sembarang memperbolehkan suatu aplikasi tertentu atau pihak ketiga tertentu untuk bisa mengakses akun mereka. Jika jadi diterapkan (dan kemungkinannya sangat besar) pengguna Facebook disarankan:
1. Tidak mencantumkan alamat di akun Facebook atau kalaupun mencantumkan diharapkan bukan alamat asli. Hal ini penting karena suatu waktu bila anda tidak sengaja menekan tombol allow untuk suatu aplikasi tertentu, aplikasi tersebut mencatat alamat anda dan bisa saja menghubungi anda padahal anda merasa tidak pernah menghubungi mereka.
2. Tidak mencantumkan nomor ponsel karena hal ini lebih berbahaya lagi jika pihak ketiga bisa melihat nomor ponsel anda. Seterusnya ada baiknya anda tidak menggunakan Facebook mobile dengan ponsel atau smartphone sebagai medianya karena nomor ponsel anda akan tercatat dan bisa saja tanpa sengaja ada aplikasi pihak ketiga yang memperolehnya. Pengguna Facebook waspadalah dan tingkatkan keamanan akun anda.
sumber: kimi raiko
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar