Selain merek, jenis, spesifikasi serta tahun, mobkas bisa diklasifikasikan menurut negara asal pembuatnya. Pasalnya, sifat mobil yang lahir memiliki ciri yang dipengaruhi keadaan sekitar. Domba asal Eropa, tentu, akan mengalami kesulitan beradaptasi di daerah tropis.
Namun lagi-lagi, mobil bukanlah domba. Walau dipakai di daerah yang kondisinya berlawanan dengan tempat kelahirannya, tapi masih bisa beradaptasi. Proses adaptasi ini sangat bergantung pada treatment Anda sebagai pemiliknya.
Mobkas Jepang (Toyota, Honda, Mitsubishi, Mazda, Suzuki, Nissan, Daihatsu, Isuzu, dan Subaru)
Cocok untuk investasi jangka pendek, bandel, tapi tak nyaman dan rawan karat
Mobkas Jepang paling cocok untuk Indonesia. Baik dari bentuk atau mesinnya yang kompak. Walau sudah berusia tua, namun mesin-mesin buatan Jepang relatif tahan lama.
Mobil Jepang mudah beradaptasi dengan iklim tropis dan dengan kondisi lalu-lintas padat yang banyak manuver stop and go. Mau dipakai tiap hari atau lama disimpan, mesinnya cenderung awet.
Interior kebanyakan berbahan plastik. Selain sifat materialnya, ukuran jendela serta kaca yang kecil membatasi banyaknya sinar matahari yang masuk hingga interiornya relatif lebih awet (beda dengan produk Eropa yang pakai bahan kulit serta jendela lebar).
Berkat populasinya besar, harga spare part serta jasa bengkel cukup terjangkau. Sebagai petunjuk untuk produk Jepang, spare part berbanderol paling mahal ada pada produk Mitsubishi.
Nah, karena mengikuti aturan masa pakai mobil di Jepang yang hanya 5 tahun, bodinya pun rentan bila usianya melebihi batas dan juga rawan karat. Anda mesti ekstra teliti pada bagian ini.
Waspadai pula model mobil Jepang yang diset untuk pasar Eropa macam Nissan Cefiro atau Eterna V6 yang boros BBM dan mahal ongkos perawatannya. Secara umum, mobkas Jepang memang paling kompak, bandel, serta punya depresiasi harganya paling stabil, cocok untuk investasi jangka pendek.
Eropa (Mercedes-Benz, BMW, Audi, Peugeot, Renault, Fiat, Jaguar, Land Rover, Opel, Porsche, Saab, Volvo, BMW)
Perlu perhatian lebih, depresiasi harga tinggi, namun nyaman dan jauh dari karat
Terkenal dengan jargonnya yang “rewel” serta harga spare part mahal. Kalau mobil Eropa, baiknya dipakai tiap hari. Jangan disimpan aja di garasi, apalagi BMW. Walau mesinnya dipanasin tiap hari, pasti ada aja masalahnya.
Selain itu, sifatnya yang “Eropa” membuat mesinnya lebih sensitif dan cepat panas. Perawatan berkala wajib dilakukan tepat waktu. Soal efisiensi bbm, selama jenis mesin yang dipakai tak lebih dari 4 silinder, konsumsinya tak terlalu boros.
Menilik populasinya yang terbatas, membuat ketersedian spare part dan jasa mekanik tak sebanyak Jepang. Namun bila Anda tetap kekeuh membeli mobkas Eropa, sebaiknya cari referensi lebih dulu tentang mobkas incaran. Bisa ke bengkel, teman yang mengerti atau bergabung dengan klub.
Sebab bila Anda tak punya pengetahuan atau referensi, kerusakan kecil bisa menjadi sangat mahal. Seperti lampu indikator dasbor BMW yang tiba-tiba nyala semua.
Kalau kita tak mengerti, bisa-bisa disuruh bengkel mengganti satu set indikator dasbor yang harganya jutaan rupiah. Padahal masalahnya hanya baterai di modul dasbor yang lemah.
Jangan salah bila bicara daya tahan bodi serta kenyamanan untuk mobkas Eropa ini. Soal harga spare part, kini harganya tak bisa dibilang mahal. “Spare part BMW masih lebih mahal dari Mercy, sedangkan Volvo yang paling mahal.
Tapi sejak banyaknya pabrik perakitan mobil di Thailand atau Afrika, banyak spare part produk lokal mereka yang harganya lebih murah. Seperti electric fan BMW yang dulunya Rp 2 jutaan, kini part ex-Afrika-nya hanya sekitar sejuta rupiah.
Namun depresiasi harga mobil Eropa sangat tinggi. Mobkas Eropa yang depresiasinya paling kecil adalah Mercedes-Benz.
Amerika (Jeep)
Nyaman, kuat, mesin sensitif, boros BBM, depresiasi tinggi
Mobkas asli Amerika yang banyak beredar di Indonesia adalah keluarga besar Jeep. Sedangkan Ford sudah kehilangan karakter aslinya lantaran menggunakan mesin serta platform milik saudaranya asal Jepang, Mazda.
Sifat mobkas Amerika tak jauh dengan Eropa, nyaman, kuat perlu pengetahuan atau referensi, perlakuan lebih telaten serta depresiasi harga yang tinggi.
Tapi bicara daya tahan, boleh dibilang material mobil orisinal Amerika paling kuat hingga jauh dari karat. Namun konsekuensinya adalah bobot yang tinggi plus mesin boros.
Selain kuat minum bensin, bobotnya membuat umur ban serta sepatu rem lebih pendek. Kerja kaki-kaki juga jauh lebih berat, hingga bisa jadi penyakit bila tak dilakukan pengecekan serta perawatan rutin.
Korea (Hyundai, KIA, Daewoo)
Mirip Jepang namun kalah kuat
Lantaran semua mobil Korea memakai mesin Jepang, karakternya pun mirip. Tapi namanya bukan “asli” Jepang, tentunya tak sama kuat. Seperti KIA Carnival yang sering didera masalah, baik power steering dan transmisi. Atau kontrol AC pada ECU Hyundai Atoz.
Komponen di luar mesin mobil Korea sangat lemah, seperti kaki-kaki atau bodi. Mau pakai komponen orisinal pun umurnya pendek. Tidak seperti, misalnya Toyota, yang part orisinalnya bisa tahan sampai tahunan.
Sebelum membeli, mencari info perihal kredibilitas, referensi tentang karakternya, hingga Anda tak menyesal bila terjadi trouble di kemudian hari.
Soal harga, depresiasinya cenderung stabil, tapi masih lebih tinggi dari Jepang. Namun pabrikan Korea tampaknya makin dewasa, bukan tak mungkin setara Jepang di masa datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar