Kamis, 20 Desember 2012

Mengapa Seseorang Bisa Bekerja Multitasking?

Jakarta, Meskipun multitasking dapat membuat seseorang mudah stres, tetapi tidak semua orang mampu mengembangkan kemampuan multitasking. Seseorang membutuhkan keterampilan khusus untuk melakukan 2 sampai 3 hal sekaligus dalam satu waktu. Menurut para ahli, multitasking sama seperti kecanduan, di mana seseorang dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan sekaligus di luar kontrol otak. Tidak semua orang memiliki kemampuan multitasking, dan penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat kemampuan multitasking pada seseorang akan berkurang seiring bertambahnya usia. Dave Crenshaw, penulis buku 'The Myth of Multitasking: How "Doing It All" Gets Nothing Done' menyatakan bahwa kemampuan multitasking terbentuk karena budaya, di mana seseorang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang terbiasa melakukan beberapa hal dalam satu waktu, seperti dikutip dari ivillage, Selasa (18/12/2012). Sebenarnya otak benar-benar tidak bisa multitasking, meskipun mungkin tampak seperti dapat memikirkan hal yang berbeda-beda secara bersamaan. Yang dilakukan oleh otak ketika Anda melakukan beberapa hal sekaligus adalah mengalihkan konsentrasi dengan cepat antara tugas yang satu dengan yang lain. Otak tidak mampu mengelola proses berpikir secara kritis selama lebih dari satu tugas pada satu waktu. Sehingga, multitasking tidak akan menawarkan hasil yang sempurna tetapi mungkin akan membuat pekerjaan menjadi lebih cepat selesai. Ketika Anda melakukan beberapa tugas sekaligus, satu atau dua tugas utama biasanya telah sering Anda lakukan di luar kepala, misalnya mencuci pakaian, menata meja, menyapu dan tugas rumah lainnya. Sehingga jika Anda menambah beberapa tugas lagi, otak hanya perlu berkonsentrasi pada hal baru. Penelitian yang dilakukan di University of Michigan's Brain, Cognition and Action telah menemukan bahwa hanya 2 persen dari orang-orang yang mampu melakukan mulitasking dapat mengerjakan semua pekerjaannya dengan hasil sempurna. Sebaliknya sebanyak 98 persen lebih sering keteteran dalam mengerjakan satu tugas tertentu dan jika terjadi kesalahan, dirinya membutuhkan waktu yang lebih lama hingga dua kali lipat untuk membenahinya dibandingkan jika tugas tersebut dilakukan satu per satu

Tidak ada komentar: